Lion Air Penerbangan 538

Assalamualaikum Wr.Wb

Semoga Allah SWT selalu senantiasa melindungi kita semua.

Minggu kemarin saya sudah menjelaskan cerita pendek mengenai awal mula saya suka bahkan cinta dengan penerbangan,kali ini saya akan membahas tentang investigasi beberapa kecelakaan pesawat dan kebetulan yang jadi topik kali ini ialah "Lion Air Penerbangan 538"🕵️📝✈️

Sebelumnya,saya membahas ini bukan untuk merugikan ataupun menjelekkan pihak pihak yang ada,tetapi sama sama untuk saling introspeksi dan berbenah terutama masalah keselamatan transportasi khususnya angkutan udara agar kejadian ini tidak terulang kembali dikemudian hari dan mari kita berdoa bagi korban yang meninggal dunia semoga arwahnya diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,Aamiin 😇😇😇

                    Lion Air Penerbangan 538

Tanggal 30 November 2004.Hari itu Lion Air Penerbangan 538 jurusan Jakarta-Solo-Surabaya melakukan penerbangan dari Jakarta Menuju Surabaya (Transit Solo).

Pesawat yang dipakai hari itu berjenis "Mcdonald Douglas MD-82" dengan no penerbangan "PK-LMN" Dengan Membawa 164 penumpang + 4 awak dan di piloti Kapten Pilot Dwi Mawastoro.

Sebenarnya cuaca saat lepas landas sudah buruk disertai hujan dan petir namun ketika pesawat memasuki wilayah solo cuaca buruk kembali muncul ⛈️🌧✈️

Pukul 18.15 WIB pesawat mendarat di solo,jawa tengah.Namun,beberapa penumpang merasakan pesawat seperti tidak bisa dihentikan dan akhirnya tergelincir dan terus melaju hingga menghantam pagar makam dan masuk ke area pemakaman sampai akhirnya pesawat berhenti.

Kondisi pesawat langsung patah dibagian tengah tepat di tulisan "LION" bagian depan pesawat hancur setelah menghantam pagar makam.

Dari total 164 penumpang.Korban tewas 26 penumpang,58 penumpang luka-luka dan sisanya selamat.Salah satu korban tewas adalah ketua komisi VIII DPR Drs.KH Yusuf Muhammad.

Ketika mendarat Kapten Pilot Dwi Mawastoro tak menyadari bahwa ujung landasan sudah habis.Kapten Pilot turut menjadi korban meninggal.

Fakta yang ada menunjukkan bahwa posisi thrust reserver mesin masih tertutup setelah benturan hebat di areal makan di ujung landasan, landing speed 138 nm/jam, wing spoiler tidak terbuka sempurna, breaking system tidak berfungsi baik dan terjadi over run (meluncur keluar landasan). Fakta lain adalah 2 mesin pesawat masih hidup dan meraung-raung walau pesawat sudah menghantam pagar makam.
(Sumber : Buku "Believe It Or Not" Chappy Hakim Hal 41)

Itulah topik dan pembahasan singkat tersebut,semoga bisa menjadi pelajaran bagi para maskapai di Indonesia bahkan Dunia untuk senantiasa memperbaiki tingkat keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Mohon maaf bila ada salah/kata yang kurang berkenan.

Nantikan Topik selanjutnya ✈️✈️✈️

Wassalamualaikum Wr.Wb

Komentar